Allahumma Sholli 'ala Sayyidina Muhammad wa'ala Ali Sayyidina Muhammad

Wilayah Ketuhanan

Oleh: Tuangku Syekh Muhammad Ali Hanafiah Ar-Rabbani Blog dengan Latar Belakang palegreen

Manusia pada hari ini boleh saja berbangga dengan daya ciptanya untuk membangun peradaban yang melampui mimpi mimpi leluhurnya. Manusia boleh saja menepuk dada dengan segala penemuan penemuan yang muktakhir di zamannya. Manusia juga bisa mengangkat kepalanya dengan bangga karena telah mengelilingi bumi ini hingga menjelajah ruang angkasa. Tapi...apakah pernah kita tahu ada sebuah wilayah yang lebih luas yang tak pernah disentuh oleh pandangan mata ? Dalam wilayah tersebut tak satupun detik, menit atau jam yang terhitung menjadi waktu. Ribuan bahkan jutaan tahun tidak ada bedanya dengan satu detik jika kita masuk wilayah tersebut. Wilayah tanpa waktu, merupakan sebuah wilayah yang berada disetiap diri manusia, terletak di dalam hati yang sering dipanggil NURANI. Nurani bukanlah sebutan dari bagian komponen diri manusia, namun sebuah wilayah atau kekuasaan yang dipararelkan dengan wilayah keTuhanan, tanpa ada batasan apalagi jarak. Dan sampai hari ini tidak satupun kendaraan dari teknologi manusia yang dapat membawa kita masuk kedalamnya. Padahal segala ide dan intuisi manusia dimuka bumi ini berasal dari Nurani, namun egoisme manusia mengangkat akal fikirannya menjadi majikan penyebab dari segala ide dan intuisi tersebut. Bahkan, dapat disebut manusia yang memiliki akal sehat, bila otaknya masih terhubung dengan nuraninya, jika terputus maka akan muncullah kegilaan terhadap sesuatu yang diburu oleh nafsunya. Menjelajahi ruang angkasa atau menyelam palung yang paling dalam di bumi ini telah jauh hari manusia sudah melakukannya, tapi menjelajahi diri sendiri, manusia hanya mampu mengurai daging, darah dan tulang, yang ujung ujungnya bentrok dengan pengetahuan agama. Betapa mudahnya manusia mengambil kesimpulan jika otaknya sudah tak mampu mengolah yang tak bisa dibaca oleh panca indera. Keterbatasan yang seharusnya diakui, malah menjadi bahan kesombongan egonya dengan berdalih tidak sesuai dengan logika. Padahal logika merupakan cara kerja otak manusia yang Tuhan ciptakan untuk manusia agar dapat memahami wilayah dunia ini, bukan wilayah keTuhanan, maka mustahil jika logika otak manusia dipakai sepenuhnya untuk memahami Tuhan sebagai penciptanya, kecuali jika kita memahami Tuhan bukan daripada sesuatu yang diciptaNya, namun melalui sesuatu yang datang dari bagian diriNya sendiri yakni Nurani kita. Nurani, adalah bagian dari wilayah Tuhan yang berada di dalam diri manusia, di wilayah Nurani tidak berlaku waktu dan jarak. Bagi siapa saja yang dapat menjelajahi Nurani maka ia akan mengakses sumber kehidupan dan penciptaan bahkan mudah baginya mengembara alam semesta tanpa hijab dan tidak satupun dinding waktu yang membatasinya. Inilah wilayah para perindu dan para pencinta bertemu dan berdialog dengan kekasih hakiki yang Maha Suci dan Maha Sempurna. Di wilayah inilah menjadi satu satunya tempat yang paling suci dan sakral di dalam diri manusia karena selalu terkoneksi dengan Tuhan, sebab sekali lagi Nurani tidak pernah diciptakan, namun Nurani merupakan bagian sifat Tuhan yang diturunkan dan dititipkan ke dalam diri manusia, menjadi bagian satu satunya wilayah keTuhanan yang terdapat pada makhluk ciltaanNya, yang paling suci serta tidak pernah ternoda. Hati boleh saja terkotori namun Nurani tidak pernah ternoda, jangankan syaitan, malaikatpun tak punya kemampuan untuk masuk ke wilayah Nurani. Inilah bukti Tuhan tidak pernah meninggalkan hamba hambaNya, dan inilah bukti Tuhan tidak pernah lalai untuk selalu membimbing hamba hambaNya, sadar ataupun tidak, kitalah yang kian hari menjauh dari diriNya, dengan berbagai alasan yang lahir dari ego keilmuan, sehingga Nurani hanya menjadi sebuah kata tanpa arti dan makna, bahkan terlupakan tenggelam dengan hiruk pikuk dunia yang seyogyanya hanyalah fatamorgana. Sepintar apapun manusia jika ia tidak pernah mendengar kata nuraninya sendiri maka kepintarannya seperti bom waktu yang akan menghancurkan diri sendiri. Bahkan kitab suci yang Tuhan turunkan tidak akan pernah berlawanan dengan Nurani, karena Nuraninya adalah kitab suciNya yang tidak berupa tulisan dan kata kata, namun berupa pemahaman yang dapat ditranslate dengan rasa pada hati manusia. Maka, Tuhan sangat mencintai hamba hambaNya yang selalu membersihkan hatinya, sebab hal tersebut menjadi bukti jika hamba hambaNya masih punya keinginan untuk mendengar keinginanNya. Sesungguhnya Nurani Tuhan letakkan didalam hati manusia, agar manusia tidak menjadikan Maha Suci dan Maha TinggiNya menjadi jarak antara dirinya dengan Tuhan, karena sekalipun Tuhan berada di arasy Nya yang Maha Tinggi, selagi ia dapat menyelam ke dalam Nuraninya, maka niscaya ia akan bertemu dan berdialog dengan Tuhannya tanpa hijab waktu dan ruang, hanya rindu dan cinta saja yang menjadi batasannya.




Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Wilayah Ketuhanan"

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Beranda
advertisement
advertisement